Kamis, 17 Mei 2012

Sweet Memory from Ciputih

7 April 2012, Sabtu 


Dini hari, pukul 02.00, kami bertiga belas, berangkat dari Cibubur menggunakan 2 mobil menuju Ciputih. Mobil yang kami gunakan adalah mobil Caravelle dan Xenia mengingat saran yang diperoleh dari internet, mobil yang dibawa sebaiknya mobil yang cukup tinggi mengingat jalan ke Ciputih terbilang medan off road. Mobil Caravelle berisikan aku, Arini, Mbak Aya, Kak Febi, Kak Wiwin, Kak Dwi, dan dikemudikan suamiku, sedangkan mobil Xenia berisikan Kak Epul, Kak Deri, Kak Diaz, Kak Guntur, dan dikemudikan oleh Kak Fiyan.


Setelah mengisi bensin full tank, perjalanan dilanjutkan melalui jalan tol dalam kota. Rencananya, dari tol M.T. Haryono, kami akan langsung belok ke tol Jakarta-Merak, tapi di persimpangan tol di daerah Grogol, mobil Xenia yang dikendarai Kak Fiyan terus lurus menuju Tol ke Bandara Soekarno-Hatta padahal beberapa meter sebelumnnya suamiku sudah membunyikan klakson dan menyalakan lampu jarak jauh untuk memberi tanda agar belok ke kiri. Nasi sudah menjadi bubur, akhirnya kami pun ikut mereka lurus dan langsung mengkonfirmasi bahwa jalur kita salah dan harus kembali ke rencana awal. Akhirnya kami sepakat keluar tol di exit terdekat. 


Setelah itu, kami putar balik dan masuk ke dalam tol lagi. Mobil Xenia kembali memimpin perjalanan, setelah masuk tol lagi, kesalahan kembali terjadi, sebelum persimpangan tol, mobil Xenia malah keluar tol di daerah Grogol dan masuk ke jalan Daan Mogot. Demi kesetiakawanan, kami ikuti kesalahan ini. Untungnya di Jalan Daan Mogot ada persimpangan Tol yang bisa tersambung ke Tol Jakarta-Merak. Sepertinya penumpang mobil Xenia memang keasyikan ngobrol dan berisi orang-orang yang agak bingung dengan jalanan Jakarta.


Akhirnya, kami kembali ke jalan yang benar.


Sekitar pukul 5 dini hari, kami berhenti di sebuah surau untuk melaksanakan shalah Subuh. Kami berhenti setelah kota Pandeglang. Jalanan sepi, yang lewat hanya bis dan Truk yang berjalan lambat sehingga kami harus menyalip mobil-mobil tersebut agar perjalanan kami lebih cepat. Pada saat kami melanjutkan perjalanan, hari mulai hujan. Agak mengkhawatirkan, bagaimana mungkin kami datang jauh-jauh ke Ciputih jika sampai sana cuaca tidak mendukung? Akhirnya hanya doa yang terucap, mudah-mudahan saat kami sampai di Ciputih cuaca mendukung untuk kami bermain di pantai.


Perjalanan ini cukup jauh, sekitar pukul 7 kami kesulitan mencari rumah makan untuk tempat sarapan, yang kami temukan hanya Indomaret, jadi kami membeli roti dan susu untuk mengganjal perut. Dari pemberhentian ini, kami sempat bertanya pada penduduk sekitar, seberapa jauh lagi Ciputih. Info dari penduduk tersebut adalah sekitar 1 jam lagi.


Kami melanjutkan perjalanan lagi, jalanan yang kami tempuh mulai banyak lubang di sana-sini. Memang benar, jalanan ini akan sangat sulit dilalui mobil-mobil setinggi sedan. Benar-benar berat medan yang harus kami tempuh, rasanya jalanan itu tidak berujung, lama perjalanan yang katanya 1 jam lagi ternyata harus kami tempuh lebih lama. Di tengah keputusasaan itu, nampak mulai ada secercah harapan setelah melihat pantai dekat dengan pinggir jalan yang kami lewati. Setelah melihat ada penduduk sekitar, kami bertanya di mana tepatnya letak pantai Ciputih, penduduk itu hanya menjawab, masih jauh ke depan Pak! Mendengar jawaban itu, kami hanya bisa mengelus dada. Setelah melewati jalanan rusak lagi, alhamdulillah, sekitar pukul 9.30, kami sampai juga di Ciputih.


Kami lebih bersyukur lagi akan cuaca yang benar-benar cerah ketika kami sampai. Karena belum bisa check-in, kami memutuskan untuk bermain di pantai. Pantainya memang pantas untuk diperjuangkan, pasirnya putih, lautnya biru, ombaknya seru. Setelah berfoto, kami pun langsung bermain ombak.

   
                                   
                                          Pantai Ciputih

Bermain ombak


Tak puas setelah bermain ombak, kami lanjutkan bermain air di kolam renang.
Bermain di kolam renang

Setelah bisa check-in ke kamar, kami segera membersihkan diri. Setelah itu kami memasak nasi dan mie untuk makan siang. Selain itu, kami juga membawa bekal dendeng buatan mama mertuaku untuk makan siang tersebut. Kami memang sengaja tidak membeli makanan dari resort tersebut, karena kami akan mengadakan barbeque di malam hari. Setelah puas mengisi perut, hampir semua langsung tertidur pulas, tapi tidak dengan Arini, justru dia agak rewel dan tidak berhenti menangis. Aku dan suamiku memutuskan untuk mengajak Arini ke pinggir pantai dan duduk di kursi santai dan pada akhirnya kami bertiga tertidur pulas dengan alunan suara ombak.


Malam pun tiba, setelah shalat maghrib, kami semua pergi ke pinggir pantai membawa peralatan barbeque dan bahan makanan. Makanan yang kami bawa adalah jagung, sosis, dan daging steak lengkap dengan saus cabe, barbeque, dan black pepper. Sungguh nikmat rasanya, barbeque di pinggir pantai dengan langit cerah dipenuhi bintang dan bersama teman-teman yang seru. 


Menyalakan bara untuk barbeque
Apalagi bagiku, aku mendapat kejutan besar dari suamiku. Dengan cara yang romantis, dia memberikanku kalung yang indah, hehehe. Alhamdulillah.


8 April 2012, Minggu


Sekitar pukul 7 pagi, kami sudah memesan kapal untuk pergi ke pulau Oar. Akan tetapi, sudah pukul 7.30 kapal tersebut tidak datang juga. Akhirnya kami memutuskan untuk sarapan. Karena perbekalan makanan habis, kami pun berniat membeli sarapan dari restoran di resort ini, tapi karena tidak memberitahu sebelumnya, menu yang tersedia hanya bihun goreng saja.


Setelah sarapan dan kapal datang, kami langsung berangkat ke Pulau Oar dalam 2 group karena kapal yang disewa hanya dapat menampung 5 sampai 6 orang saja (ini dengan maksud menghemat, bila menggunakan kapal yang lebih besar, harga sewanya bisa Rp 1 Juta, sedangan dengan kapal ini hanya Rp 700 Ribu saja).


Di pulau Oar terdapat fasilitas snorkeling dan banana boat. Fasilitas ini kami bayar dengan harga Rp 90 Ribu (RP 25 Ribu untuk masuk ke Pulau Oar, Rp 25 Ribu untuk Snorkeling, dan Rp 40 Ribu untuk banana boat). Selain itu, pantai di Pulau Oar lebih indah bila dibandingkan pantai Ciputih. Di sini, mata kita benar-benar dimanjakan alam. Subhanallah!


Pantai di Pulau Oar
                                                        
 Snorkelling

Banana boat

After that, kita foto-foto. Tentunya gaya wajib adalah foto loncat!!



Setelah semua selesai, sebelum meninggalkan Pulau oar, kami memesan kelapa muda yang diambil penduduk setempat langsung dari pohonnya. Rasanya, segar luar biasa!


Setelah puas bermain dan semakin siangnya hari, kami pun bergegas kembali ke Ciputih untuk bersiap-siap pulang. Akan tetapi, ada sedikit rintangan, rombongan kedua harus kembali dengan memutari suatu pulau terlebih dahulu karena ombak yang besar. Dan akhirnya, baru pukul 2 siang kami check-out dari resort Ciputih.


Sebelum melanjutkan perjalanan pulang, kami mengganjal perut dengan tahu goreng yang kami borong dari tukang gorengan terdekat dari Ciputih mengingat kami belum makan siang dan restoran masih sangat jauh. Benar ssaja, sekitar pukul 5 sore, baru kami menemukan rumah makan dan langsung santap makan siang yang sangat-sangat terlambat.


Tanpa kami pernah ketahui, ternyata perjalanan dari Serang ke Jakarta pada akhir weekend itu sama macetnya dengan perjalanan dari Puncak ke Jakarta di akhir weekend pula. Alhasil, kami harus menghadapi macet yang cukup melelahkan.


Akhirnya, mendekati pukul 11 malam, barulah kami sampai di Jakarta. Perjalanan diatur melalui tol dalam kota, tapi antrian menuju tol dalam kota sangat panjang. Mobil Xenia yang dikemudikan Kak Deri bermaksud untuk mengambil jalur yang sepi untuk ke gerbang tol malah membawa mereka keluar tol. Untuk kali ini, kami yang ada di mobil Caravelle enggan mengikuti kesalahan mereka.


Akhirnya, setelah total 47 jam liburan, sampailah kembali kami di Cibubur dengan selamat. Alhamdulillah, liburan ini benar-benar dapat menyegarkan pikiran. Sekitar pukul 1 dini hari, setelah semua kembali ke rumah masing-masing, aku dan keluarga pun dapat beristirahat dan bersiap untuk aktivitas rutin pada pagi harinya.